Powered By Blogger

Rabu, 17 April 2013

Jejak Hijab Sang Muslimah

Ya ukhti,
Engkau adalah mawar berduri
Yang tak mudah tersentuh hati
Makhkotamu yang indah
Wajib kau jaga
Sesuai syari’at Nabi
Beberapa larik puisiku yang amat sederhana ini, aku  persembahkan untuk para wanita yang diciptakan di Bumi Allah SWT. Sedikit aku mengulas perjalanann indah, ketika Allah mengenalkan aku dengan sehelai kain yang menutupi mahkota indahku “JILBAB”.
Buah manggis isi lima,
Dimakan sambil bercanda,
Tak ada maksud untuk riya,
Namun inilah sebuah cerita,
Jika ada yang bertanya kapan aku memakai sehelai kain yang menutup mahkotaku, aku bingung entah kapan mulai memakainya.
Sejak kecil, orang tuaku sudah mengenalkan jilbab & mengajariku cara memakai jilbab. Zaman di saat menginjakkan kaki di TPA An-Nurlah pertama kalinya aku memakai jilbab. Namun, muslimah kecil belum sepenuhnya mengerti fungsi dari pemakaian jilbab yang sesungguhnya.  Ketika di TPA memakai jilbab, di SD tak pernah memakai jilbab. Ketika di Madrasah memakai jilbab, di SMP tak pernah pakai jilbab kecuali dalam acara yang mengharuskan pakai jilbab.
 TPA selesai, jilbab lepas.
Madrasah selesai, jilbab lepas.
Itulah prinsip pemakaian jilbab di masa kecil.  Perlu di maklumi dengan kedewasaan yang belum tumbuh di masa kanak-kanak zaman SD hingga SMP. Nah,, ketika SMA aku sudahtidak asing lagi dengan kain penutup mahkota yang bernama jilbab, walaupun jilbab yang aku pakai adalah jilbab tipis dan transparan. Aku memiliki alasan berjilbab di masa SMA karena rasa malu yang muncul di benak hati ketika aku bertemu dengan orang lain. “Sudah besar, bukan anak SMP lagi, masa ngga’ pake jilbab?’’. Itulah yang ada dalam pikiran dan hatiku. Tapi, sayangnya. kalo sudah pulang sekolah jilbab terbuang tiada guna. Tiga tahun di SMA, masih saja seperti itu. Padahal, sudah sejak lama aku menginjakkan kaki di masa baligh. Tapi, apa daya orang yang masih miskin pengetahuan dan kurang ma’rifat dengan dunia muslim yang luas.
“Tak ada yang berkembang.”
“Semuanya datar-datar saja.”
“paradigma bahawa jilbab hanya menutupi rasa malu dan mempercantik diri.”
Itulah yang terjadi zaman bahula dulu. Berjilbab namun berpakaian tak sesuai dengan fungsi pemakaian jllbab sudah tak asing dalam diriku sendiri.
Waktu begitu cepat hingga aku melanjutkan ke dunia yang begitu luas, menerobos jejak-jejak jihad yang sudah lama aku nantikan kedatangannya. Aku sudah menginjakkan kaki di sebuah sekolah yang tingkatanya lebih tinggi dan paling tinggi. “Perguruan tinggi” ya itulah namanya. Tak terbayang seperti apa kehidupan aku nanti apabila sudah bertempur di dunia sekolah tinggi tersebut.
Asing!!! Itulah yang pertama kali terlintas dalam  memori kumputer tubuhku. Tempat yang asing, suhu dan cuaca yang asing, keramaian yang asing, gedung yang asing, dan jalan yang sangat asing. Semuanya terasa asing.
Berawal dari sebuah kegiatan yang bernama osmaru alias orientasi mahasiswa baru. Aku sering bertemu dengan muslimah berjilbab lebar berpakaian longgar dan bahkan ada yang bercadar. Awalanya aku berpikir bahwa kampusku menyeramkan.
“Jangan-jangan banyak antek-antek terorisnya.”
“Iiiiiihhhh,, serem banget ya,,, aliran apa tuh, jilbabnya super, ada yang bercadar lagi!!!!.”
Hemmm,, sudah su’udzon dulu deh. Yang sangat tidak terduga lagi, Ayahku meminta aku untuk ngekos di pesantren. Wah,, wah,,, hanya kata PUSING yang terlintas didepan mataku. KULIAH sama NYANTRI??? Apa jadinya otakku ini???
Namun, Allah berkehendak lain. Segala kejelekan dan kata-kata su’udzon yang pernah datang adalah kata-kata yang fatal. Aku menemukan identitasku yang sebenarnya di kampus dan pesantrenku ini. Subhanallaah, Masya Allah Lahaula walaquwwata illaa billaah,,, Allah telah menunjukkan dan menuntunku ke jalan Allah. Aku mulai memperdalam jilbab syar’i dan pakaian syar’i di tempat aku menimba ilmu yang terletak di kota nan jauh dari orangtuaku.
Awalanya sih agak aneh memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang longgar. Namun, lama kelamaan ada nikmat yang aku rasakan dibalik jilbab dan pakaian syar’i itu. Terkadang terlintas pertanyaan pada diriku sendiri, “kenapa ngga’ dari dulu aku seperti ini?”. Jika harus menyesal memang tiada guna. Yang penting aku sudah bisa merubahnya ke arah yang sesuai agama. Syukurku tak terkira hanya kuhaturkan kepada Allah SWT. Terima kasihku tak terkira. Memang inilah yang Allah kehendaki, mengenal islam yang lebih jauh dan luas, menjalankan misi dakwah dan  berjihad di jalan Allah. Sungguh banyak manfaat yang tiada terkira ketika Allah membawaku menuu jalanya.
Lalu, kenapa aku langsung ma’rifat aja sih dengan jilbab yang super LEBAR itu???? Ngga’ inget apa??? Dulu kan pernah terlintas bahwa BERJILBAB LEBAR adalah antek-antek teroris???
SALAH!!!!!
Lalu APA yang menyebabkan mudahnya menerima dan berusaha memakai JILBAB SUPER LEBAR ITU???????????????
Inilah alasanya:
1.     Ternyata Allah sudah menjelaskan pakaian  yang benar-benar syar’i di dalam Al-Qur’an. Astaghfirulloh,, sangat jelas di jelaskan dalam Al-Qur’an, tapi kenapa para muslim dan muslimah tak mentadaburinya dalam Al-Qur’an???
“Hai anak-anak Adam, sungguh telah Kami turunkan kepada kalian pakaian yang menutupi aurat kalian dan perhiasan”. (QS. Al-A’raf: 26)
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan wanita-wanita yang mukin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(QS Al-Ahzab: 59)
“....Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dulu.” (QS. Al-ahzab:33)
2.    Nabi Muhammad SAW juga menjelaskn dalam berbagai hadis lo,,,
Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat." (Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk. Mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak yang jauh." (Muslim)
"Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim)
2 alasan di atas adalah alasan utama yang jelas. Wong di Al-Qur’an dan hadist aja disebutkan, KENAPA KITA SEBAGAI MUSLIM TIDAK MELAKSANAKAN??? KATANYA MUSLIM??? MUSLIM KTP ATAU MUSLIM APA??? LAKUKAN DONG APA YANG SUDAH DISYARI’ATKAN DI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH!!!
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat,,, dan bisa menginspirasikan para perempuan muslim,,, SYUKRON!!!! J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar