Ya ukhti,
Engkau adalah mawar berduri
Yang tak mudah tersentuh hati
Makhkotamu yang indah
Wajib kau jaga
Sesuai syari’at Nabi
Beberapa
larik puisiku yang amat sederhana ini, aku
persembahkan untuk para wanita yang diciptakan di Bumi Allah SWT.
Sedikit aku mengulas perjalanann indah, ketika Allah mengenalkan aku dengan
sehelai kain yang menutupi mahkota indahku “JILBAB”.
Buah
manggis isi lima,
Dimakan
sambil bercanda,
Tak ada
maksud untuk riya,
Namun
inilah sebuah cerita,
Jika ada
yang bertanya kapan aku memakai sehelai kain yang menutup mahkotaku, aku
bingung entah kapan mulai memakainya.
Sejak
kecil, orang tuaku sudah mengenalkan jilbab & mengajariku cara memakai
jilbab. Zaman di saat menginjakkan kaki di TPA An-Nurlah pertama kalinya aku
memakai jilbab. Namun, muslimah kecil belum sepenuhnya mengerti fungsi dari
pemakaian jilbab yang sesungguhnya.
Ketika di TPA memakai jilbab, di SD tak pernah memakai jilbab. Ketika di
Madrasah memakai jilbab, di SMP tak pernah pakai jilbab kecuali dalam acara
yang mengharuskan pakai jilbab.
TPA selesai, jilbab lepas.
Madrasah
selesai, jilbab lepas.
Itulah
prinsip pemakaian jilbab di masa kecil. Perlu
di maklumi dengan kedewasaan yang belum tumbuh di masa kanak-kanak zaman SD
hingga SMP. Nah,, ketika SMA aku sudahtidak asing lagi dengan kain penutup
mahkota yang bernama jilbab, walaupun jilbab yang aku pakai adalah jilbab tipis
dan transparan. Aku memiliki alasan berjilbab di masa SMA karena rasa malu yang
muncul di benak hati ketika aku bertemu dengan orang lain. “Sudah besar, bukan
anak SMP lagi, masa ngga’ pake jilbab?’’. Itulah yang ada dalam pikiran dan
hatiku. Tapi, sayangnya. kalo sudah pulang sekolah jilbab terbuang tiada guna.
Tiga tahun di SMA, masih saja seperti itu. Padahal, sudah sejak lama aku
menginjakkan kaki di masa baligh. Tapi, apa daya orang yang masih miskin pengetahuan
dan kurang ma’rifat dengan dunia muslim yang luas.
“Tak ada
yang berkembang.”
“Semuanya
datar-datar saja.”
“paradigma
bahawa jilbab hanya menutupi rasa malu dan mempercantik diri.”
Itulah
yang terjadi zaman bahula dulu. Berjilbab namun berpakaian tak sesuai dengan
fungsi pemakaian jllbab sudah tak asing dalam diriku sendiri.
Waktu
begitu cepat hingga aku melanjutkan ke dunia yang begitu luas, menerobos
jejak-jejak jihad yang sudah lama aku nantikan kedatangannya. Aku sudah
menginjakkan kaki di sebuah sekolah yang tingkatanya lebih tinggi dan paling
tinggi. “Perguruan tinggi” ya itulah namanya. Tak terbayang seperti apa
kehidupan aku nanti apabila sudah bertempur di dunia sekolah tinggi tersebut.
Asing!!!
Itulah yang pertama kali terlintas dalam
memori kumputer tubuhku. Tempat yang asing, suhu dan cuaca yang asing,
keramaian yang asing, gedung yang asing, dan jalan yang sangat asing. Semuanya
terasa asing.
Berawal
dari sebuah kegiatan yang bernama osmaru alias orientasi mahasiswa baru. Aku
sering bertemu dengan muslimah berjilbab lebar berpakaian longgar dan bahkan
ada yang bercadar. Awalanya aku berpikir bahwa kampusku menyeramkan.
“Jangan-jangan
banyak antek-antek terorisnya.”
“Iiiiiihhhh,,
serem banget ya,,, aliran apa tuh, jilbabnya super, ada yang bercadar
lagi!!!!.”
Hemmm,,
sudah su’udzon dulu deh. Yang sangat tidak terduga lagi, Ayahku meminta aku
untuk ngekos di pesantren. Wah,, wah,,, hanya kata PUSING yang terlintas didepan mataku. KULIAH sama NYANTRI???
Apa jadinya otakku ini???
Namun,
Allah berkehendak lain. Segala kejelekan dan kata-kata su’udzon yang pernah
datang adalah kata-kata yang fatal. Aku menemukan identitasku yang sebenarnya
di kampus dan pesantrenku ini. Subhanallaah, Masya Allah Lahaula walaquwwata
illaa billaah,,, Allah telah menunjukkan dan menuntunku ke jalan Allah. Aku
mulai memperdalam jilbab syar’i dan pakaian syar’i di tempat aku menimba ilmu
yang terletak di kota nan jauh dari orangtuaku.
Awalanya
sih agak aneh memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang longgar. Namun, lama
kelamaan ada nikmat yang aku rasakan dibalik jilbab dan pakaian syar’i itu.
Terkadang terlintas pertanyaan pada diriku sendiri, “kenapa ngga’ dari dulu aku
seperti ini?”. Jika harus menyesal memang tiada guna. Yang penting aku sudah
bisa merubahnya ke arah yang sesuai agama. Syukurku tak terkira hanya
kuhaturkan kepada Allah SWT. Terima kasihku tak terkira. Memang inilah yang
Allah kehendaki, mengenal islam yang lebih jauh dan luas, menjalankan misi dakwah
dan berjihad di jalan Allah. Sungguh
banyak manfaat yang tiada terkira ketika Allah membawaku menuu jalanya.
Lalu,
kenapa aku langsung ma’rifat aja sih dengan jilbab yang super LEBAR itu????
Ngga’ inget apa??? Dulu kan pernah terlintas bahwa BERJILBAB LEBAR adalah
antek-antek teroris???
SALAH!!!!!
Lalu APA
yang menyebabkan mudahnya menerima dan berusaha memakai JILBAB SUPER LEBAR ITU???????????????
Inilah
alasanya:
1.
Ternyata Allah sudah menjelaskan pakaian yang benar-benar syar’i di dalam Al-Qur’an.
Astaghfirulloh,, sangat jelas di jelaskan dalam Al-Qur’an, tapi kenapa para
muslim dan muslimah tak mentadaburinya dalam Al-Qur’an???
“Hai anak-anak Adam, sungguh telah Kami
turunkan kepada kalian pakaian yang menutupi aurat kalian dan perhiasan”. (QS.
Al-A’raf: 26)
“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu dan wanita-wanita yang mukin, hendaklah mereka mengulurkan
jilbab-jilbab mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenali, karena
itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(QS Al-Ahzab: 59)
“....Dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang
dulu.” (QS. Al-ahzab:33)
2.
Nabi
Muhammad SAW juga menjelaskn dalam berbagai hadis lo,,,
Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya,
kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda
bermaksud: "Paha itu adalah aurat." (Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Dua
golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang
cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan
lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga
kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk. Mereka tidak masuk syurga dan tidak
dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak yang
jauh." (Muslim)
"Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan
sikap lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan."
(Bukhari dan Muslim)
2 alasan di
atas adalah alasan utama yang jelas. Wong di Al-Qur’an dan hadist aja
disebutkan, KENAPA KITA SEBAGAI MUSLIM
TIDAK MELAKSANAKAN??? KATANYA MUSLIM??? MUSLIM KTP ATAU MUSLIM APA??? LAKUKAN
DONG APA YANG SUDAH DISYARI’ATKAN DI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH!!!
Semoga tulisan
ini bisa bermanfaat,,, dan bisa menginspirasikan para perempuan muslim,,, SYUKRON!!!! J